La
Grand Voyage. الرحلة الكبرى
Allah Ta’ala berfirman,
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).
La Grand Voyage. Itulah judul yang saya dan juga teman teman
PPMI tonton kemarin, Film Keluaran tahun 2004 yang di sutradarai oleh Ismael
Ferroukhi Memuat banyak pelajaran dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Dalam
film ini di ceritakan ada sebuah Keluarga di suatu daerah di negara prancis,
ada sebuah keluarga muslim dimana sang
bapak memiliki keinginan untuk melakukan sebuah perjalanan dalam memenuhi Rukun Islam yang kelima, yaitu Haji
di Baitullah, Keinginan Seorang bapak tersebut juga memiliki sebuah perbedaan
dengan orang orang yang lain dalam melakukan Ibdah haji tersebut, dia mau
melaksanakan Perjalanan haji dengan menggunakan atau mengendarai sebuah Mobil
milik anaknya, dikarenakan bapak tersebut sudah terlalu senja dalam umurnya dan
juga sudah tidak terlalu kuat dalam mengendarai mobil apalagi untuk perjalanan
yang sangat jauh, dia meminta kepada anaknya yang kedua yang bernama reda untuk
mengendarai mobil tersebut dan menghantarkan bapaknya untuk melakukan ibadah
haji, dan dalam cerita ini, Reda sempat ragu ragu dalam menghantarkan bapaknya
ke Haram Makkah al Mukarromah, dikarenakan dia akan melakukan ujian
disekolahnya, dengan berat hati dia akhirnya mau menghantarkan menuju makkah.
dalam perjalanan mereka menuju makkah dan akhirnya dia tidak mengikuti ujian.
Dan ketika perjalanan dimulai, Kejadian demi kejadian
terjadi, bukan hanya itu, kejadian yang dialami oleh sang anak dalam menemani
sang bapak di perjalanan menuju makkah banyak mengandung ibrah yang bisa
diambil oleh seorang anak. dari perilaku Reda yang sempat acuh terhadap sang
ayah dan bahkan tidak patuh terhadap sang ayah, sampai akhirnya Reda bisa
memahami bagaimana dan kenapa sang ayah mau melakukan perjalanan ibadah haji
menggunakan sebuah mobil bukan menggunakan pesawat yang bisa mempersingkat
waktu dan tenaga. beberapa kejadian seperti bagaiamana mereka kehilangan arah
hingga bertemu dengan orang tua yang mereka juga tidak memahami kemana dia akan
pergi, Pertemuan mereka dengan Musthapa dan sampai mereka kehilangan uang, dan
lain sebagainya. Perjalanan mereka melewati Italia, Slovenia, Kroasia,
Yugoslavia, Bulgaria, Turkey, Suriah, Yordania, hingga memasuki kota suci
makkah al mukarromah.
dari kejadian kejadian tersebut bisa kita simpulkan bahwa
ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian kejadian yang dialami
oleh Reda dan juga ayahnya, Hingga akhir hayat wafat sang ayah dan bisa
mengubah sifat sang anak.
a. Sabar
Kita sering mendengarkan dan bahkan sudah mengetahui
bagaimana sabar tersebut, tetapi aplikasi dari kesabaran itu yang terasa sangat
berat, walaupun kita sudah mengetahui manfaat dan juga keindahan dari bersabar,
ketika kita menghadapi dan mendapatkan cobaan, kita diharuskan untuk bersabar,
dalam segala hal juga harus kita lalui
semua itu dengan penuh kesabaran, seperti misalnya seorang ayah yang diperankan
dalam film ini, dalam menghadapi seorang anak seperti Reda yang memiliki sifat
yang seperti itu, terlihat bahwa sang ayah sangat teguh dan Penuh kesabaran
dalam menghadapi semua itu, apalagi ketika mereka sampai di yordania, dan
mereka menginap di sebuah hotel, ketika sang ayah beristirahat dan terjaga dan ketika keluar dari kamar, dia melihat
Reda sedang bersama seorang perempuan ,betapa marahnya seorang ayah tetapi sang
ayah masih mau memaafkan anakanya dan hingga anaknya berjanji tidak mengulangi
lagi dan hingga akhirnya Reda menyadari akan semua itu.
b. Keihlasan dan istiqomah seorang ayah dalam beribadah.
Dalam Film ini, saya melihat keikhlasan sang ayah dalam
beribadah, misalnya dalam hal shalat, dia memiliki pendirian yang sangat kuat
untuk menunaikan ibadah shalat, entah dalam keadaan apapun, terlihat ketika
pengecekan dokumen, sang ayah tetap mau menunaikan ibadah sholat tidak mau di
ganggu gugat. dan keteguhan sang ayah ketika mereka sampai di turkey, mereka di
ajak oleh musthapa untuk berjalan jalan mengelilingi kota istanbul tetapi sang
ayah tidak mau dan ingin tetap menyelesaikan perjalanan mereka, dan sang ayah
berkata " Perjalanan ini bukan untuk jalan jalan, Tujuan kita bukan untuk
itu".dan hingga akhirnya mereka tetap melanjutkan perjalannya.
Ketika semuanya sudah selesai, saya sedikit teringat pesan
dari ayah saya yang pernah beliau sampaikan ke saya, dan itu merupakan konsep
yang saya dapatkan dalam mendidik seorang anak, yaitu ketika anak itu masih belum
masuk di usia baligh atau masih belum dewasa, jangan sampai seorang ayah itu
mau di atur oleh seorang anak, dan wajib bagi seorang anak untuk mengikuti dan
mematuhi apa yang di katakan oleh seorang ayah, dan wajib bagi seorang ayah
untuk mengetahui poin poin yang akan diberikan kepada sang anak entah dalam segi keagamaan ataupun dalam segi
pendidikan, apa yang terbaik buat anaknya, ketika seorang ayah mau menuruti
keinginan seorang anak, maka itu bisa jadi akan menghancurkan masa depan
seorang anak tersebut, bagaimana tidak, anak kecil yang masih belum tahu apa
apa dan masih belum pengalaman yang cukup dalam menghadapi masalah kehidupan,
sang ayah mau mengikuti apa yang anak katakan, maka akan hancurlah sang anak
tersebut pada saat dewasanya nanti, tetapi ketika sang ayah faham tentang
konsep yang seperti ini, maka ia akan tahu bahwa anak harus patuh terhadap
ayahnya, dan juga ayah harus faham dalam hal hal yang terbaik buat sang anak
entah dalam segi agama ataupun dalam segi pendidikannya, maka sang ayah akan
memberikan yang terbaik untuk sang anak dalam segala hal yang bisa membuat sang
anak memiliki akhlaq yang karimah dan bisa menjadi manusia yang bermanfaat di
masyarakat dan agama. Wallahu a'lam bishowab.
Islamabad, 17 April 2014