De Madness

.

Kamis, 17 April 2014

La Grand Voyage. الرحلة الكبرى

La Grand Voyage. الرحلة الكبرى




Allah Ta’ala berfirman,


وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ


“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).

La Grand Voyage. Itulah judul yang saya dan juga teman teman PPMI tonton kemarin, Film Keluaran tahun 2004 yang di sutradarai oleh Ismael Ferroukhi Memuat banyak pelajaran dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Dalam film ini di ceritakan ada sebuah Keluarga di suatu daerah di negara prancis, ada sebuah keluarga muslim  dimana sang bapak memiliki keinginan untuk melakukan sebuah perjalanan dalam  memenuhi Rukun Islam yang kelima, yaitu Haji di Baitullah, Keinginan Seorang bapak tersebut juga memiliki sebuah perbedaan dengan orang orang yang lain dalam melakukan Ibdah haji tersebut, dia mau melaksanakan Perjalanan haji dengan menggunakan atau mengendarai sebuah Mobil milik anaknya, dikarenakan bapak tersebut sudah terlalu senja dalam umurnya dan juga sudah tidak terlalu kuat dalam mengendarai mobil apalagi untuk perjalanan yang sangat jauh, dia meminta kepada anaknya yang kedua yang bernama reda untuk mengendarai mobil tersebut dan menghantarkan bapaknya untuk melakukan ibadah haji, dan dalam cerita ini, Reda sempat ragu ragu dalam menghantarkan bapaknya ke Haram Makkah al Mukarromah, dikarenakan dia akan melakukan ujian disekolahnya, dengan berat hati dia akhirnya mau menghantarkan menuju makkah. dalam perjalanan mereka menuju makkah dan akhirnya dia tidak mengikuti ujian.
Dan ketika perjalanan dimulai, Kejadian demi kejadian terjadi, bukan hanya itu, kejadian yang dialami oleh sang anak dalam menemani sang bapak di perjalanan menuju makkah banyak mengandung ibrah yang bisa diambil oleh seorang anak. dari perilaku Reda yang sempat acuh terhadap sang ayah dan bahkan tidak patuh terhadap sang ayah, sampai akhirnya Reda bisa memahami bagaimana dan kenapa sang ayah mau melakukan perjalanan ibadah haji menggunakan sebuah mobil bukan menggunakan pesawat yang bisa mempersingkat waktu dan tenaga. beberapa kejadian seperti bagaiamana mereka kehilangan arah hingga bertemu dengan orang tua yang mereka juga tidak memahami kemana dia akan pergi, Pertemuan mereka dengan Musthapa dan sampai mereka kehilangan uang, dan lain sebagainya. Perjalanan mereka melewati Italia, Slovenia, Kroasia, Yugoslavia, Bulgaria, Turkey, Suriah, Yordania, hingga memasuki kota suci makkah al mukarromah.

dari kejadian kejadian tersebut bisa kita simpulkan bahwa ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian kejadian yang dialami oleh Reda dan juga ayahnya, Hingga akhir hayat wafat sang ayah dan bisa mengubah sifat sang anak.


 a. Sabar
Kita sering mendengarkan dan bahkan sudah mengetahui bagaimana sabar tersebut, tetapi aplikasi dari kesabaran itu yang terasa sangat berat, walaupun kita sudah mengetahui manfaat dan juga keindahan dari bersabar, ketika kita menghadapi dan mendapatkan cobaan, kita diharuskan untuk bersabar, dalam segala hal  juga harus kita lalui semua itu dengan penuh kesabaran, seperti misalnya seorang ayah yang diperankan dalam film ini, dalam menghadapi seorang anak seperti Reda yang memiliki sifat yang seperti itu, terlihat bahwa sang ayah sangat teguh dan Penuh kesabaran dalam menghadapi semua itu, apalagi ketika mereka sampai di yordania, dan mereka menginap di sebuah hotel, ketika sang ayah beristirahat dan terjaga  dan ketika keluar dari kamar, dia melihat Reda sedang bersama seorang perempuan ,betapa marahnya seorang ayah tetapi sang ayah masih mau memaafkan anakanya dan hingga anaknya berjanji tidak mengulangi lagi dan hingga akhirnya Reda menyadari akan semua itu.
b. Keihlasan dan istiqomah seorang ayah dalam beribadah.
Dalam Film ini, saya melihat keikhlasan sang ayah dalam beribadah, misalnya dalam hal shalat, dia memiliki pendirian yang sangat kuat untuk menunaikan ibadah shalat, entah dalam keadaan apapun, terlihat ketika pengecekan dokumen, sang ayah tetap mau menunaikan ibadah sholat tidak mau di ganggu gugat. dan keteguhan sang ayah ketika mereka sampai di turkey, mereka di ajak oleh musthapa untuk berjalan jalan mengelilingi kota istanbul tetapi sang ayah tidak mau dan ingin tetap menyelesaikan perjalanan mereka, dan sang ayah berkata " Perjalanan ini bukan untuk jalan jalan, Tujuan kita bukan untuk itu".dan hingga akhirnya mereka tetap melanjutkan perjalannya.

Ketika semuanya sudah selesai, saya sedikit teringat pesan dari ayah saya yang pernah beliau sampaikan ke saya, dan itu merupakan konsep yang saya dapatkan dalam mendidik seorang anak, yaitu ketika anak itu masih belum masuk di usia baligh atau masih belum dewasa, jangan sampai seorang ayah itu mau di atur oleh seorang anak, dan wajib bagi seorang anak untuk mengikuti dan mematuhi apa yang di katakan oleh seorang ayah, dan wajib bagi seorang ayah untuk mengetahui poin poin yang akan diberikan kepada sang anak  entah dalam segi keagamaan ataupun dalam segi pendidikan, apa yang terbaik buat anaknya, ketika seorang ayah mau menuruti keinginan seorang anak, maka itu bisa jadi akan menghancurkan masa depan seorang anak tersebut, bagaimana tidak, anak kecil yang masih belum tahu apa apa dan masih belum pengalaman yang cukup dalam menghadapi masalah kehidupan, sang ayah mau mengikuti apa yang anak katakan, maka akan hancurlah sang anak tersebut pada saat dewasanya nanti, tetapi ketika sang ayah faham tentang konsep yang seperti ini, maka ia akan tahu bahwa anak harus patuh terhadap ayahnya, dan juga ayah harus faham dalam hal hal yang terbaik buat sang anak entah dalam segi agama ataupun dalam segi pendidikannya, maka sang ayah akan memberikan yang terbaik untuk sang anak dalam segala hal yang bisa membuat sang anak memiliki akhlaq yang karimah dan bisa menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat dan agama. Wallahu a'lam bishowab.


Islamabad, 17 April 2014

Selasa, 25 Februari 2014

10 Pesan Imam Syafi;i sebelum wafat


Imam Syafi’i bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M), berasal dari keturunan bangsawan Qurays dan masih keluarga jauh rasulullah SAW. dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf (kakek ketiga rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit Ali bin Abi Thalib r.a. Semasa dalam kandungan, kedua orang tuanya meninggalkan Mekkah menuju palestina, setibanya di Gaza, ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke rahmatullah, kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat prihatin dan seba kekurangan, pada usia 2 tahun, ia bersama ibunya kembali ke mekkah dan di kota inilah Imam Syafi’i mendapat pengasuhan dari ibu dan keluarganya secara lebih intensif.

Saat berusia 9 tahun, beliau telah menghafal seluruh ayat Al Quran dengan lancar bahkan beliau sempat 16 kali khatam Al Quran dalam perjalanannya dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, kitab Al Muwatha’ karangan imam malik yang berisikan 1.720 hadis pilihan juga dihafalnya di luar kepala, Imam Syafi’i juga menekuni bahasa dan sastra Arab di dusun badui bani hundail selama beberapa tahun, kemudian beliau kembali ke Mekkah dan belajar fiqh dari seorang ulama besar yang juga mufti kota Mekkah pada saat itu yaitu Imam Muslim bin Khalid Azzanni. Kecerdasannya inilah yang membuat dirinya dalam usia yang sangat muda (15 tahun) telah duduk di kursi mufti kota Mekkah, namun demikian Imam Syafi’i belum merasa puas menuntut ilmu karena semakin dalam beliau menekuni suatu ilmu, semakin banyak yang belum beliau mengerti, sehingga tidak mengherankan bila guru Imam Syafi’i begitu banyak jumlahnya sama dengan banyaknya para muridnya.

Sebelum Imam Syafi'i wafat, beliau sempat berpesan kepada muridnya serta umat islam umumnya. berikut adalah isi wasiat tersebut: "Barangsiapa yg ingin meninggalkan dunia dalam kondisi aman maka ia mengamalkan 10 hal ": 

1. Hak kepada diri: mengurangi tidur, mengurangi makan, mengurangi percakapan dan menerima dengan rizki yg ada.

2. Hak kepada Malaikat Maut: meng-qadhakan kewajiban-kewajiban yang tertinggal, mendapatkan kemaafan dari orang yang didzalimi, membuat persediaan untuk mati dan merasa cinta kepada ALLAH TA'ALA.

3. Hak kepada Qubur: membuang tabiat / sikap suka menebar fitnah, tabi'at kencing sembarangan, memperbanyak shalat tahajjud dan membantu orang yang didzalimi.

4. Hak kepada Munkar dan Nakir: tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasehat menasehati.

5. Hak kepada Mizan (neraca timbangan amal pada hari kiamat): menahan marah, banyak berdzikir, memurnikan praktek dan sanggup menahan kesulitan / kesusahan.


6. Hak kepada Shirath (titian yg merintangi neraka pada hari kiamat): membuang tabiat suka mengumpat, wara ', suka membantu orang beriman dan suka berjamaah.


7. Hak kepada Malik Zabaniyah (malaikat penjaga neraka): menangis lantaran takut akan ALLAH SWT, berbuat baik kepada ibu bapak (kedua orang tua), bersedekah dengan terang-terangan dan sembunyi dan memperbaiki (memperindah) akhlak / tabi 'at.


8. Hak kepada Ridhwan (malaikat penjaga surga): merasa ridha kepada qadha 'ALLAH, bersabar menerima bala', bersyukur atas nikmat Allah dan bertobat dari melakukan maksiat.


9. Hak kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam: bershalawat atasnya, berpegang dengan syari'at, tergantung pada as-sunnah (hadits), menyayangi para sahabat dan bersaing (berlomba-lomba) dalam mencari keuntungan (Ridha) dari ALLAH.


10. Hak kepada ALLAH TA'ALA: mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah dari kemungkaran, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.

Berapakah washiatnya yang telah kita laksanakan ..?


Syair yang membuat Imam Ahmad menangis

Berikut ini adalah sebuah kutipan syair yang diriwayatkan di dalam buku karya Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah membuat Imam Ahmad menangis tersedu-sedu hingga hampir pingsan. Hal ini menunjukkan betapa lembut dan pekanya hati Imam Ahmad terhadap hal-hal yang mengingatkan manusia kepada Rabbnya, dosa-dosanya, dan kehidupan akhirat.

Syair Pelembut Hati

Jika Rabb-ku mengatakan kepadaku: “Tidak malukah kau bermaksiat kepada-Ku?!
Engkau menutupi dosa dari para makhluk-Ku, tapi malah dengan kemaksiatan kau mendatangi-Ku!”
Maka bagaimana aku menjawabnya, dan siapa yang mampu melindungiku…
Aku terus menghibur diri dengan angan-angan (dunia) dari waktu ke waktu…
Tetapi aku lalai dengan perihal setelah kematian, tentang apa yang dapat mencukupiku setelah itu…
Seolah aku akan hidup terus, dan maut tidak akan menghampiriku…
Saat sakaratulmaut yang dahsyat itu benar-benar datang, siapakah yang mampu melindungiku…
Aku melihat wajah orang-orang… Tidakkah ada diantara mereka yang mau menebusku?!
Aku akan ditanya, tentang apa -yang kukerjakan di dunia ini- yang dapat menyelamatkanku…
Maka bagaimanakah jawabanku setelah aku lupakan agamaku…
Sungguh celaka aku… Tidakkah ku dengar firman Alloh yang menyeruku?!
Tidakkah pula kudengar ayat-ayat yang ada di Surat Qoof dan Yasin itu?!
Bukankah kudengar tentang hari kebangkitan, hari dikumpulkan, dan hari pembalasan itu?!
Bukankah kudengar pula panggilan kematian yang terus melayangkan panggilan dan seruan kepadaku?!
Maka ya Robb… akulah hambamu yang bertaubat… Tidak ada yang dapat melindungiku,
Melainkan Robb yang Maha Pengampun, lagi Maha Luas Karunianya… Dia-lah yang menunjukkan hidayah kepadaku
Aku telah datang kepada-Mu… maka rahmatilah aku, dan beratkanlah timbanganku…
Ringankanlah hukumanku… Sungguh Engkaulah yang paling kuharapkan pahalanya untukku

Versi Bahasa Arab Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

إذَا مَا قَالَ لِي رَبِّي أمَا استحييتَ تَعصينِي … وتُخفي الذَّنبَ عن خَلْقي وبالعصيان تأتيني
فكيف أجيب يا ويحي ومن ذا سوف يحميني … أسلي النفس بالآمال من حين إلى حينِ
وأنسى ما وراء الموتِ ماذا بعدُ تكفيني … كأني قد ضمِنْتُ العيشَ ليس الموت يأتيني
وجاءت سكرة الموتِ الشديدةُ من سيَحْميني … نظرتُ إلى الوجوهِ أليسَ منهم من سيفديني
سأُسْأَل ما الذي قدَّمتُ في دنيايَ يُنجيني … فكيف إجابتي من بعدُ ما فرَّطتُ في ديني
ويا ويحي ألم أسمع كلام الله يدعوني … ألم أسمع بما قد جاء في قافٍ وياسينِ
ألم أسمع بيوم الحشر يوم الجمع والديني … ألم أسمع منادي الموتِ يدعوني يناديني
فيَا ربَّاه عبدٌ تائبٌ من ذا سيأويني … سوى ربٍّ غفورٍ واسعٍ للحقِّ يهديني
أتيتُ إليك فارحمني وثقِّل فِي موازينِي … وخفف في جزائي أنت أرجى من يُجازيني

Minggu, 23 Februari 2014

Indahnya Muslimah

Emang kalau kita menelaah pada zaman sekarang, kita akan menemukan perbedaan yang sangat banyak dalam beberapa hal dengan zaman orang tua kita dan nenek nenek kita, entah dari segi Jasmani ataupun rohani dalam diri setiap masyarakat, Seperti halnya yang kita rasakan dan kita ketahui bahwasanya indonesia telah merdeka dalam hal kenegaraannya tetapi dalam beberapa aspek yang lain, seperti halnya dalam masalah akhlaq dan adab, secara garis besar indonesia adalah sebuah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tetapi kecenderungan mengikut dan juga pengaruh budaya barat yang sangat kuat telah merasuki jiwa pemuda dan juga pemudi tanah air kita, padahal harapan bangsa kita terletak pada mereka semua, landasan yang kokoh dan kuat adalah salah satu hal yang sangat di perlukan untuk membentengi bangsa kita dari pengaruh budaya budaya asing yang masuk ke bangsa kita, salah satu contoh kita ambil dalam hal masalah pakaian, Terkadang aku sendiri merenung ketika melihat seorang muslimah yang memakai pakaian yang seperti bukan orang muslimah bahkan seperti orang orang barat, dia memakai baju ketat tanpa hijab dsb, aku sendiri ketika melihat seperti itu sempat tersirat sebuah pertanyaan yang muncul dalam hati, Apakah mereka tidak mengetahui pakaian muslimah secara Syar'i bagaiamana dan apa mereka tidak sadar kalau dengan memakai pakaian seperti itu ada beberapa sisi negative yang akan di timbulkan?.
setelah beberapa saat aku teliti, memang benar bahwasnnya sebuah landasan yang kuat dan kokoh itulah yang diperluakan setiap pemuda dan pemudi yang akan menjadi penerus sebuah bangsa, nilai nilai keislaman dalam sebuah keluarga yang kental akan membantu mereka dalam memperbaiki akhlaq dan juga adab mereka, Orang tua adalah titik kunci dalam menangani semua itu, ketegasan dan kedewasaan sangat diperlukan, apalagi ketika memiliki anak perempuan, itu adalah sebuah titipan yang sangat besar bagi orang tua, mereka harus menjaga pertemanannya dan juga pergaulan mereka.
Sebenarnya, Perempuan itu lebih mudah masuk surga, akan tetapi banyak dari para muslimah muslimah yang tidak menyadari akan itu, dan salah satu syarat agar seorang wanita dapat masuk surga adalah ketika seorang permpuan bisa menjaga pakaiannya dan memakai pakaian yang di syariatkan oleh islam, bahkan kalau kita berfikir sejenak ternyata ketika seorang akhwat memakai pakaian yang syar'i itu tidak hanya buat bekal nanti di akhirat, tetapi juga terdapat sisi sisi dan segi positif yang ada pada pakaian tersebut.terkadang ada beberapa alasan mengapa seorang akhwat tidak mau menggunakan hijab misalnya.:
1. Jilbab tidak menarik.
Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur denganbarometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.

2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab.
Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.

3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain.
Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami.

Atau (kedua) karena dia cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.

4. Karena merasa gerah dan panas.
Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat.
Syetan telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.

5. Takut tidak istiqamah.
Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.

6. Takut tidak "laku", jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab.
Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya bukan hal yang sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya pernikahan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang sudah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng.

Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.

7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.
Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan mengahrgai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.

8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah.
Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya.
Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.

9. Belum waktunya.
Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji.
Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.

10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu.
Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah.

Hukum Berhijab.

Pada dasarnya, hukum berjilbab bagi seorang wanita muslim adalah wajib seperti layaknya wajibnya sholat lima waktu bagi muslim yang sudah baligh. Kenapa wajib? Karena seperti halnya sholat lima waktu, perintah berjilbab pun ada dalilnya di dalam Al Qur’an, merupakan perintah yang datangnya langsung dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah di dalam QS. Al Ahzab : 59 yang artinya :“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dan ternyata perintah berjilbab tidak hanya ditegaskan sekali saja, namun masih ada ayat lain yang juga memperkuat hukum berjilbab :
“Dan katakanlah kepada para wanita yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya….” ( QS. An-Nur: 31)
Dan buat para akhwat yang belum memakai hijab ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk bisa berbenah diri dan agar bisa menyempurnakan kemuslimahannya supaya hati lebih mantap dan menambah sebuah landasan keimanan tambah kuat :
1. Bulatkan niat untuk berjilbab.
Innamal a’malu binniyat. Tetapkan hati, mulai dari hal-hal yang kecil, misalnya mengenakan pakaian yang ada dalam batas kesopanan. Lalu, saat niat memakai jilbab muncul, bersegeralah memakainya, jangan menunggu terlalu lama hingga akhirnya keraguan itu muncul kembali. Buatlah komitmen pribadi, sekali memakai jilbab jangan bongkar pasang lagi. Ingat perintah Allah, jangan mencari-cari lagi dalil lain yang ternyata salah penafsiran. Luruskan niat berjilbab adalah karena Allah, bukan karena hal lain. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain atau pun bukan karena menyukai pria yang suka pada muslimah berjilbab. Jangan sampai niat kita salah dan menjadi sia-sia karena tidak terhitung mendapatkan pahala.
“Barang siapa yang melakukan sesuatu amal yang bukan perintah kami(Allah dan RasulNya), maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)
Bagi yang masih terhalang karena belum diijinkan oleh orang tua, coba lakukan pendekatan personal, berikan pemahaman sedikit demi sedikit. Saya yakin antum yang lebih mengetahui karakter orangtua antum.
2. Sering-sering mempelajari Al Qur’an beserta maknanya, juga membaca buku-buku Islam.
3. Lebih sering datang ke majelis ilmu.
Datang pada acara kajian Islam sedikit demi sedikit akan menyadarkan kita akan pentingnya “nutrisi” untuk ruh kita. Apa yang kita dengarkan jangan begitu saja dilupakan, namun untuk diingat dan diamalkan. Jadilah golongan yang “sami’na wa atha’naa” (kami mendengar dan kami laksanakan), jangan seperti kaum kafirun yang “sami’na wa ashaynaa”(kami mendengar dan kami bantah).
4. Bergaul dengan orang yang mempunyai pemahaman agama yang lebih baik.
Rasulullah bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).
Harus banyak bergaul dengan teman-teman yang sholihah.
5. Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu.
6. Tetap berprestasi dengan jilbab yang syar’i.
Jadilah muslimah yang berprestasi. Tunjukkan pada orang tua kita, sahabat kita, orang yang ada di sekitar kita bahwa jilbab bukan menjadi penghalang bagi aktivitas dan prestasi kita. Dan satu lagi, jangan lupa refresh kembali arti jilbab syar’i…
Syukur-syukur kalau kita sudah berjilbab, bisa mengajak saudari-saudari kita yang lain…^-^
Eits, satu lagi, setelah berjilbab, jaga jarak, jaga hati dan jaga pandangan pada lawan jenis. Jangan terlena jika ada yang bersimpati…(hmmm…maklum sih, soalnya anti jadi terlihat tambah anggun, teduh, intelek dan sholihah…^^)
Semoga artikel sederhana ini bisa bermanfaat bagi saya maupun para pengunjung blog ini (amiin..). Dan saya ucapkan selamat berhijrah menunaikan perintah Allah bagi yang belum sempat menunaikan perintah berjilbab..^-^

Islamabad, 24 February 2014

Iqbal, Man of the East and West

Many of us grew up with slogan: "East is East and West is West and never the twin shall meet." Modern travel, media and education increasingly belie this proposition. There is a meeting of place and meeting that place is in the hearts and minds of sensitive men and women of diserve political, social, and religious persuasions. it includes the philosophers, Theologians, Scientists, Psychoterapists, educators and student who champion a view of the world in which men of good will in all cultures and nations increasingly seek a common denominator of understanding and cooperation in the interest of higher human consciousness.
A man of the East, Muhammad Iqbal (1877-1938), Shaped by classic Islamic literature (Qur'an and sunnah),and his chosen mentor Jalal-ud-din Rumi and other Eastern thinkers, we have also greatly influenced by western thinkers : Bergson, Nietzsche, Kanth, Goethe, and Dante, among others. Ancient in subtance of idea, he was very modern in the spirit of ideas. With Ghazali and Rumi , he seems quite in tune with many western authors writing today in the fields of psychology, psychotherapy, and existentialsm. he has the Distinction of bridging time and space in some very unique ways, and out of the ideologies of the east and the west sythesizing a great innovative movement in islamic thought. Iqbal anticipated and predicted many of the developments in the humanstic field which came decades later and these are seen in the way one can relate him to western culture.
He saw Human life at its best as desire, worth, dignity, excitement, purpose, goal-setting, beauty, joy, living, and action.
One can relate him to to paul tillich in one of great themes that is, finding courage. He espoused the theory of progressive evolution, fro chaos to cosmos, and finding freedom from bondage in growth. Here one can relate him to Bergeson and St. Paul the apostle. He championed the concept of man being able to realize full selfhood, individuation, self-actuaization and self raelization. Also one can relate him to curl jung, Abraham maslow, Carl Rogers, Karen Horney, Rollo may, Eric fromm, And alan watts.
He visualized a movement that would lead the world into peace, Justice, love, truth, and Brotherhood. Here one can relate him to Nietzche and Goethe in their accents on anti nationalism and anti-imperalism. He said ,"that which portifies personality is good in that which weakens personality is bad." here one can relate him value theory in the human sciences.
It is said that history makes man and then man makes history. No doubt, the particular historical events into iqbal came in his time in history and the role that he played accounts in part for the prominent place he now occupies in the history of islam and in the minds appreciative, sensitive men and women who know him arround the world. Europe has for centuries been unfair to islam in the sense that the positive achievements of islamic civilization, i.e., its solid and fundamental contribution in advacements in mathematics, medicine, science, art literature, law, philosophy and politics have been overlooked and unackwonledged.
The vitality of islamic civilization had waned considerably from the time of its greatness in the 7th to the 9th century and in more recent times had fallen into disgrace because of inertia and lack of faith in itself. Iqbal protested againts these tendencies toward negation of self and community , saying, "Woe to the people who resign, saying to die is the secret of life." Only by self-affirmation, self expression and self development can a people become a strong and free people, insisted Iqbal.
Here, then, is an inspired leader addressing himself to complex issues that had political, social, and religious meaning. The more immediate effect is seen in the founding of the modern-day state of Pakistan in 1947. The ideological long-term importance for a trranscultural state is seen only as in a seed. The fruit is still maturing.
Implicit in his writings, which were many, nad which in part are remeniscent of the poetic style of shelley, Iqbal anticipated a humanistic philosophypointing in the direction of the transcultural state which many of us hope to see come into fuller fruition as an answer to the conflict among men and nations in the world today. it is in this sense that one may speak of iqbal's humanism.Humanism, from this perspective, view humanity as an aggregate of many races, ethnic groups, and nations is the great family of man.

Human in the Universe of Love, Arthur Holst Ph.D.Student, U.S.International University.

Selasa, 18 Februari 2014

Hidupmu

Hidup itu adalah sebuah tantangan
Dimana kita diajarkan untuk Bersabar
Masalah silih datang menghampiri
Kekuatan kita terus dan selalu di uji
Jalanan yang terjal pun harus kita lewati
Untuk bisa menjadi insan yang bisa mengetahui diri sendiri
Hidup itu adalah sebuah nikmat
Yang harus tetap kita syukuri
Menjalani kenyataan hidup dengan Ikhlas
Ikhlas dalam segala hal dan tanpa banyak mengeluh
Hidup itu adalah Cinta
Yang harus kita jaga kesuciannya
Janganlah kau kotori hidup ini
dan buat lah ia tersenyum bahagia
Tersenyum akan indahnya sukses dalam hidup
Hidup itu adalah perjuangan
yang harus kita Perjuangkan
Perjuangan demi mendapatkan Ridlo ilahi
Walau jalanan terjal harus kita lewati
Tiada kata Selesai sebelum semuanya dapat tercapai


Islamabad,19 February 2014

Jumat, 14 Februari 2014

Bersyukurlah.

        Entah yang terjadi padaku mulai dari kemarin, pada hari rabu aku seperti mendapatkan berkah yang subhanallah banyak, mulai dari pagi sampai malam, pada hari itu banyak hal yang aku bisa kerjakan dan tidak aku sangka sangka, pada hari itu juga aku suadah menyelesaikan semua urusan pendaftaran ku dan juga itu adalah kelas di bangku kuliah perdanaku, di kelas aku merasakan perbedaan yang sedikit signifikan dari pada ketika aku dulu masih duduk di bangku CBS (kelas bahasa), Seperti aku memiliki lebih sedikit subject dari pada dulu ketika aku masih duduk di kelas bahasa, kemudian juga aku memiliki lebih sedikit jam pelajaran dari ketika aku masih di kelas bahasa dan masih banyak lagi perbedaan yang aku dapatkan di bangku kuliah sekarang ini.

      Dan setelah aku keluar dari kelas kemarin, SMS masuk di handphone ku, setelah ku lihat ternyata sms itu dari zaki, dia mengirim foto orang orang yang mendapatkan scholarsip dari saudi sudah keluar, wah hati ini rasanya seperti terbang entah kemana, emang banar bahwa rezki itu datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka, setelah itu aku ke asisstant dean Islamic studies Faculty untuk mengambil subject subject di semester ini, pada semester kali ini aku memiliki enam subject, beda ketika aku dulu masih di kelas bahasa, dulu aku hanya punya satu subject saja, tapi dalam satu semesster aku harus menyelesaikan dua buku sekaligus, aku pergi kesana sama Rofi ,tofak, dzikri dan taufik, disana kemarin ada sedikit masalah tapi alhamdulillah bisa langsung kita tuntaskan.

      Selesei urusan di Subject, aku sama Rofi dan tofak langsung cabut pergi ke Provost terlebih dahulu untuk mengurus Renewal Hostel, karena perbedaan prosedur antara Renewal Hostel dan juga Joining buat masuk kuliah, kalau Renewal Hostel ada waktu batas terakhirnya, berbeda dengan joining, aku bisa joining bahkan bisa sampai sebelum midterm, Sampainya di Provost aku langsung mengurus semua dan alhamdulillah semua berjalan lancar, Kemudian aku balik ke kamar bareng mereka untuk Sholat Dhuhur dan juga makan siang, Ketika itu masih ada waktu untuk pergi ke admin block, kita langsung siap siap dan langsung meluncur kesana, sesampainya disana aku serada takut kalau nanti sudah tutup di bagian overseas nya, tapi alhamdulillahnya kita masih di beri kesempatan, disana masih ada mr.Qureshi yang masih stand by disana , aku langsung mengurus semua dan alhamdulillah semua berjalan lancar, environtment sleep aku bawa dan sekalian aku tanya ke qureshi apa ada admin letter yang baru setelah aku cek ternyata ada empat admin letter yang sudah keluar, aku  sempat bahagia sekali dengan kerja aku hari ini, kemudian aku pergi ke bagian scholarsip ternyata sudah tutup, di dinding disana sudah tertempel nama nama yang mendapatkan scholarship dan namaku juga tercantum disana, betapa bahagia aku pada hari itu.

         Ketika perjalan pulang ke Hostel bg Dodi sms aku katanya aku di suruh datang ke kamarnya Untuk tukar HP ku sama HP Beliau, ya allah tambah senang sekali aku pada hari itu, pada hari Rabu juga aku disuruh mengantar Bg Dodi Ke Bandara ,karena Beliau mau pulang ke Indonesia, Entah bagaimana persaanku ,apa aku terlalu membahagiakan diriku sampai aku lupa untuk bersyukur bahwa itu semua adalah nikmat dari Allah SWT yang tidak bisa kita bayangkan dan kita tidak bisa memfikirkannya, aku hanya kurang bersukur dan Lupa akan nikmatnya, astaghfirullah,

          Pada keesokan harinya, di saat aku mau pergi ke admin untuk menanyakan perkembangan scholarship, aku mencari Folder Semua Dokumen dokumen ku, dikarenakan di dalam Folder itu semua adalah dokumen dokumen pentingku, mulai dari ijazah SD Sampai Ijazah Pondok Gontor ada di dalam Folder itu semua, aku Bingung tiada tara, aku lari kesana kemari hanya untuk mencari dimana Folderku, aku mencoba mengingatnya kembali, tapi tetap saja tidak ada hasil yang memuasakan, aku pergi ke kamar bang Dodi dan sedikit merenung, Kenapa ko bisa terjadi? berkas sebesar itu ko bisa hilang? aku terus bertanya tanya dan memfikirkannya, aku bingung kalau seumpamanya hilang dan semua ijazah ijazah ku ada di dalam Folder tersebut, aku sedikit curhat ke teman ku namanya Wipras, dulu aku pernah ngaji al hikam ketika sebelum datang ke pakistan ini, aku banyak mengambil pelajaran dari kitab tersebut, seperti sebenarnya kita itu belum mengetahui lebih dalam bahwasannya dalam sebuah bencana atau musibah itu terdapat sebuah maksud dan hal yang ada di balik itu semua, ketika kita mendapatkan sebuah musibah, ingatlah pada sang khaliq, Kenapa kamu ko mau ingat ke aku di kala kau BUTUH saja?, kenapa ketika kamu itu mendapatkan nikmat yang berlimpah kamu itu melupakan aku? ,dan ketika itu juga aku beristighfar.

          Setelah itu aku ber husnu dzon bahwa Folderku di bawa bang dodi ke indonesia, karena folder itu dulu adalah foldernya bang dodi yang sudah tidak terpakai lagi,kemudian aku inbox bang dodi lewat facebook, karena tidak ada sosial media untuk menghubungi beliau lagi, dan aku masih menunggu konfirmasi dari beliau sampai hari ini.
LAINSYAKARTUM LAAZIDANNAKUM, WALAIN KAFATUM INNA ADZABI LASYADID..

Islamabad, 14 January 2014